TITIK IMPAS (Break Even Point)

 


Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi


A. Titik Impas 

Siapa wirausaha yang tidak ingin untung? Termasuk wirausaha pembenihan ikan pasti menginginkan usahanya meraih keuntungan. Namun tidak sedikit wirausahawan yang melakukan usaha namun sampai beberapa siklus pembenihan belum mendapatkan untung. Bahkan tidak jarang yang kemudian merugi. Sampai akhirnya pada suatu titik wirausahawan itu merasa lelah. 

Ternyata keuntungan diperoleh bukan dengan cara menunggu keberuntungan, tapi dengan kerja keras dan kerja cerdas. Di samping kerja keras dalam usaha pembenihan ikan konsumsi maupun ikan hias, diperlukan kerja cerdas. Kerja cerdas tersebut adalah kemampuan melakukan analisis usaha pembenihan ikan. Untuk menghindari kerugian, salah satu langkah perlu memahami perhitungan titik impas (break event point/BEP). 

Titik impas adalah titik dimana usaha masih tetap bisa berjalan terus walaupun belum mendapatkan keuntungan. Titik titik dimana usaha kita tidak untung, tapi juga tidak rugi. Pada titik ini wirausaha pembenihan ikan bisa bernapas sedikit lega, usaha masih bisa dipertahankan untuk terus berjalan sambil menunggu keuntungan menghampiri. 

Analisis titik impas/BEP perlu dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha dan mengetahui produksi minimal usaha yang menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. Karena itulah penting sebelum melakukan usaha untuk menghitung titik impas agar usaha agar tidak mengalami kerugian. 

Secara umum manfaat analisis titik impas/BEP sebagai berikut: 

  • Alat perencanaan untuk menghasilkan laba. 

  • Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 

  • Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP. 

  • Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. 

  • Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. 

Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar wirausahawan minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya untuk memperoleh keuntungan berarti wirausahawan harus berproduksi di atas BEP-nya. 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebelum melakukan usaha biasakan untuk melakukan analisis titik impas atau BEP. Wirausaha pembenihan ikan konsumsi/ikan hias yang melakukan analisis titik impas/BEP terhindar dari kerugian yang diderita. 

Kemudian bagaimana cara menghitung titik impas? Salah satu cara dalam menghitung titik impas, yaitu cara matematis. Titik impas atau BEP dengan cara matematis ini dibagi menjadi dua, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah atau unit. 

1. Titik impas/BEP dalam unit. Rumusnya: 

BEP (Unit) = Biaya Tetap  :  (Harga Jual per Unit - Biaya Tidak Tetap per Unit) 

2. Titik impas/BEP dalam Rupiah. Rumusnya: 

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap  : 1 - (Biaya Tidak Tetap / Harga Jual) 

Sebelum melakukan penghitungan BEP, silahkan dipahami dulu apa itu yang dimaksud biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam rumus di atas. Anda perlu mengetahui berbagai biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Menurutmu biaya apa saja yang dikeluarkan untuk pembenihan ikan? 

Komponen Biaya Produksi 

1. Biaya Tetap (Fixed Cost) 

Biaya tetap (Fixed Cost) adalah jenis biaya yang selama waktu tertentu atau tingkat kapasitas produksi tertentu selalu tetap jumlahnya atau tidak berubah walaupun volume produksi berubah. 

Secara umum ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut: 

  1. Jumlah yang relatif tetap sebanding dengan hasil produksi. 

  2. Menurunnya biaya tetap per unit dibandingkan pada kenaikan hasil produksi. 

  3. Pendekatannya kepada suatu bagian seringkali bergantung pada pilihan dari manajemen atau cara penjatahan biaya. 

  4. Pengawasan atas kejadiannya pada pokoknya bergantung pada manajemen pelaksana dan bukan pada pengawas kerja. 

Contoh dari biaya tetap adalah: 

  • Biaya penyusutan 

  • Biaya gaji dan upah

  • Biaya alat-alat usaha pembenihan 

  • Biaya sewa lahan 

2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) 

Biaya tidak tetap (variable cost) adalah jenis biaya yang tergantung pada volume produksi. Jika volume produksi bertambah maka biaya tidak tetap akan meningkat, sebaliknya apabila volume produksi berkurang maka biaya tidak tetap akan menurun. Dalam analisis titik impas disyaratkan bahwa perubahan biaya tidak tetap ini sebanding dengan perubahan volume produksi, sehingga biaya tidak tetap per unit barang yang diproduksi bersifat tetap. 

Secara umum ciri-ciri biaya tidak tetap adalah variabel secara keseluruhan dengan volume kegiatan dan biaya per unit tetap konstan walaupun terjadi perubahan volume dalam batas-batas tertentu. 

Contoh dari biaya tidak tetap pada pembenihan ikan: 

  1. Biaya pemakaian bahan baku: benih ikan 

  2. Biaya produksi: pakan, obat-obatan 

  3. Harga Pokok Penjualan 

  4. Biaya tenaga kerja tidak langsung


B. Menaksir Harga Jual 

Sebagian orang menaksir harga jual benih ikan merupakan pekerjaan yang tidak perlu. Dalam usaha perlu dilakukan penentuan harga jual sebuah produk. Bagaimana cara menentukan harga jual benih ikan konsumsi/hias? Sebenarnya caranya bermacam-macam, namun dapat dikemukakan dua cara yang lazim, yaitu pendekatan biaya dan pendekatan pasar atau persaingan. 

Pendekatan biaya dapat dibedakan 

(1) penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method); 

(2) penetapan harga mark-up (mark up pricing method); 

(3) penetapan harga break even (break even pricing method). 

1. Penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method) 

Untuk menentukan harga jual ini dihitung terlebih dahulu modal atau biaya yang harus dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan tersebut ditambah dengan jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki. Jumlah tertentu tersebut disebut margin keuntungan. 

                        (Biaya Total + Margin) = Harga Jual 

Contoh sederhana misalnya pada usaha jus buah mendapatkan pesanan 100 gelas, biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi jus buah tersebut dihitung mencapai Rp. 400.000,00 dengan perincian: 

• Biaya bahan baku                 = Rp. 250.000 

• Biaya tenaga kerja                = Rp. 100.000 

• Biaya sewa penyusutan dll  = Rp. 50.000 

Jika menginginkan laba sebesar 15% maka harga jual 100 gelas adalah: 

Rp. 400.000 + (15% x Rp. 400.000) = 

Rp. 400.000 + (Rp. 60.000)              = Rp. 460.000 

Dengan demikian harga setiap gelas dijual Rp. 4.600 

2. Penetapan harga mark-up (mark up pricing method) 

Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan biaya plus. Bedanya penetapan harga ini lebih banyak dilakukan pada pedagang bukan produsen. Dalam hal budidaya pembenihan ikan, penetapan ini biasanya dilakukan oleh pedagang benih ikan yang memperoleh pasokan benih dari pembudidaya ikan. Sehingga penetapan harga jual ini lebih sederhana. Misalnya pedagang benih ikan di pasar kulakan benih ikan nila di pembudidaya seharga Rp.25.000 per kg, kemudian ingin mendapatkan keuntungan Rp. 5000,00 per kg maka harga jual benih ikan nila tersebut menjadi Rp. 30.000 per kg. Sederhana bukan? 

Namun metode ini perlu dihitung pula faktor penyusutan benih ikan yang disebabkan karena matinya benih selama perjalanan. Artinya keuntungan yang diperoleh belum bersih, apalagi ditambah biaya retribusi pasar, pembelian plastik kemasan dan sebagainya. 

3. Penetapan harga break even (break even pricing method). 

Penetapan cara ini berdasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Suatu usaha dikatakan dalam keadaan break even atau balik modal jika pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan, dengan anggapa harga jual sudah ditentukan. Berdasarkan perhitungan ini usaha akan mendapatkan laba jika penjualan di atas titik impas (break even point) dan rugi jika penjualan di bawah titik impas (break even point). 

Penentuan harga lainnya adalah dengan pendekatan pasar atau persaingan. Penentuan harga jual tidak berdasarkan pada biaya namun mekanisme pasar. Penjual benih ikan dapat menentukan harga jual sesuai harga pasaran agar bisa tetap bersaing atau menentukan harga di atas pasar sesuai dengan segmentasi pasar dan kualitas produk.

0 Komentar